Awalnya ada seseorang yang menghubungiku via Line menanyakan apakah saya berasal dari Banjarbaru , saya balas iya. Kemudian orang itu juga memperkenalkan dirinya , dia menyampaikan berada di satu provinsi yang sama. Namanya mba Anna , asal Sekumpul , Martapura , kota yang bertetanggaan bersahabat dengan Banjarbaru. Sekarang dia lagi di Jepang , tepatnya di Hokkaidou.
Waaah , "sugoi" pikirku. Jarang-jarang ada orang Kalsel yang sanggup pergi ke Jepang. Pasti orang ini bahasa Jepangnya ahli nih. Kaprikornus , sesekali saya coba chat menggunakan bahasa Jepang. Tapi ternyata dia tidak begitu sanggup berbahasa Jepang , katanya di Jepang lebih banyak pakai bahasa Inggris aja. Owh , naruhodo.
Setelah itu mba Anna menyodorkan keinginannya , yakni ingin saya mengajari anaknya bahasa Jepang dasar untuk bekal buat anaknya yang bertujuan akan pindah sekolah ke Jepang. Katanya sungguh susah mendapatkan tempat atau guru les bahasa Jepang di wilayah Martapura dan sekitarnya (yups benar banget sih , jarang ada peminatnya sehingga nyaris gak didapatkan forum atau tempat les bahasa Jepang di wilayah sini). Oleh sebab itu katanya dia menjajal mencari-cari guru les bahasa Jepang di internet , kemudian menemukanlah web bahasajepangbersama.com yang ternyata adminnya tinggal di Banjarbaru yang tidak begitu jauh dari Sekumpul , Martapura.
Aku tak pribadi mendapatkannya sih , saya nyadar ilmu mengajarku masih sungguh kurang ditambah lagi saya tergolong orang yang sungguh pendiam aslinya , jadi saya masih fuan (khawatir) jikalau mengajar secara pribadi gitu. Namun , di satu segi saya juga berpikir ini yakni chansu (kesempatan) untuk menghasilkan diriku lebih meningkat lagi. Setelah cukup usang berpikir , jadinya perseteruan dua kubu pikiranku yang saling berargumen di dalam otakku itu dimenangkan oleh kubu pikiranku yang ingin mengambil potensi yang langka ini. Salah satu andilnya sebab dikuatkan oleh bujukannya mba Anna juga , dia yakin saya sanggup dan tidak menuntut banyak hal juga. Akhirnya saya pun menjawab "hai , tameshite mimasu" , "baiklah , saya akan mencobanya".
Setelah pastikan mendapatkannya , saya cuma punya sekitar sepekan untuk persiapan. Bagiku itu waktu yang sedikit , saya tergolong orang yang senantiasa mengerjakan antisipasi hingga detil sebelum mengawali sesuatu. Yang saya laksanakan semasa antisipasi yakni banyak-banyak membaca cara mengajar berguru khusus bagaimana , selain membaca saya juga mencari video-videonya supaya lebih terang lagi. Tiap hari saya senantiasa searching keyword yang bermitra dengan mengajar berguru khusus utamanya cara mengajar bahasa Jepang. Aku juga berkomunikasi sama mba Anna untuk menyesuaikan materi apa yang diinginkan dan berapa usang waktuku untuk mengajar , hari apa aja saya mengajarnya.
*****
Singkat dongeng tibalah hari H saya mengajar. Aku mengajarnya dua kali sepekan , hari Jumat dan hari Minggu mengajar mulai pukul setengah tiga hingga jam lima sore , kurang lebih dua setengah jam. Dari hasil diskusi dengan ibunya juga saya pastikan menggunakan buku 30 Hari Belajar Bahasa Jepang dengan Praktis dan Lancar karya Rostineu. Aku cuma mempunyai 5 buku fisik berguru bahasa Jepang aja , dan yang paling sesuai menurutku itu , jadi saya pilihnya itu. Aku juga sudah merencanakan daftar hal-hal dasar yang hendak kuajarkan selama 3 bulan ke depan.
Hari pertama saya berangkat sekitar jam 2-an , dikirim abang ipar (waktu ini , saya masih belum berani bawa motor ke wilayah perkotaan , jalanannya masih sebatas desa sekitar haha , plus belum punya sim juga). Sehingganya di Sekumpul , di titik alamat yang dituju , saya berhenti dulu. Menelpon Nabila dahulu buat menentukan rumahnya yang mana. Sekitar 5-10 menitan nyasar , gak usang habis itu ketemulah rumah yang dituju. Aku pribadi disambut oleh Nabila dan Neneknya yang sudah nunggu di depan rumah.
Hari pertama saya cuma mengajarkan jenis-jenis abjad Jepang dan membacakan serpihan pertama buku pelajarannya. Hari pertama masih canggung ngajarnya , masih kaku lah. Padahal sudah banyak baca-baca dan banyak berguru cara mengajar , tetapi pas di lapangan tidak semudah yang dibayangkan. Tapi hasilnya tidak seburuk yang selama ini kubayangkan juga , setidaknya kini saya sudah makin mendapat citra hal apa saja yang hendak kulakukan selama 3 bulan ke depan. Aku pun mesti merasa lebih yakin diri lagi , saya butuh pengalaman , saya butuh jam melayang lebih banyak. Baiklah , selanjutnya saya mesti lebih baik lagi. Di sini saya juga sudah mengenali ternyata Nabila juga terlihat bersemangat dan sungguh menikmati proses berguru bahasa Jepang. "Mou mayou na , tada mae e susume!!" kataku menjajal menguatkan diri sendiri. Pokoknya gak boleh ragu lagi , konsentrasi aja untuk terus melangkah ke depan.
*****
Tibalah hari kedua mengajar bahasa Jepang , hari kedua dan seterusnya saya menggunakan jasa ojek online untuk pulang perginya , kecuali hari ketiga saya dikirim pulang sama Ayah Nabila , ngobrol-ngobrol banyak tuh kita sambil perjalanan pulang , pada lazimnya yang diobrolin wacana bahasa Jepang sih. Apa yang menyibukkan dari bahasa Jepang , apa aja perbedaannya dengan bahasa Indonesia atau bahasa Inggris , tak ketinggalan menanyakan bagaimana saya belajarnya dan sudah berapa usang saya belajarnya. Obrolan cukup mengalir soalnya gak kerasa ternyata udah nyampai rumahku aja :D.
Kalau naik ojol setidaknya saya sudah mesti memesan 40 menit sebelum kesibukan berguru lho , soalnya waktu itu masih sungguh langka mendapatkan driver ojek online , tiap saya pesan itu dapatnya yang jauh banget dari lokasiku. Tak jarang ada yang mencancel juga. Menunggu bang ojolnya 15 menitan , dan 20 menitan waktu di jalan. Untuk pulangnya lebih singkat dapatnya sebab di sana tergolong kota mungkin ya. Tapi , tetap aja dahulu gak gitu banyak driver ojek online , alhasil sering sanggup ojol yang itu itu lagi. Yang paling kerap ketemu itu ada yang hingga 6x , wkwk tekun amat ya gue ngitungin yang beginian , mana masih inget pula XD , jikalau gak salah namanya Aulia Rahman , driver yang waktu pertama kali gue pesan itu ngira gue wanita :D.
Hari konferensi kedua dan seterusnya cukup berlangsung lancar. Tiap sebelum mengajar , tak lupa saya senantiasa membaca ulang dan merencanakan hal yang hendak saya ajarkan. Aku sudah cukup tahu karakter berguru Nabila dan apa aja yang hendak paling dia perlukan untuk ke Jepang. Selama 3 bulan fokusku yakni mengajarkan hiragana dan katakana , setiap sebelum berguru niscaya review hafalan abjad kana dahulu kurang lebih 15 menit. Selain kana , saya juga sering mengajarkan wacana salam dan ungkapan sehari-hari. Kedua hal itu niscaya akan sungguh sering digunakan di saat dia sudah di Jepang. Kemudian selesai berguru saya persilahkan dia untuk mengajukan pertanyaan , dia lebih banyak mengajukan pertanyaan wacana kondisi di Jepang dan budaya Jepang ketimbang bahasa Jepang , beberapa ada tidak sanggup kujawab. Maklum saya pun belum pernah ke Jepang jadi tidak tahu juga , pengetahuanku wacana Jepang cuma sebatas membaca di internet , buku dan dengar dari teman-teman yang membuatkan pengalamannya di Jepang. Kebetulan buku yang kuajarkan terdapat sesi bahasan wacana budaya Jepang , cukup terbantu juga.
*****
Dua bulan berlalu , Nabila sudah hafal hiragana , untuk katakana dia masih ada beberapa yang lupa atau tertukar cara bacanya. Menurutku perkembangannya cukup masuk akal untuk sekelas anak kelas 1 Sekolah Menengah Pertama , tidak pesat tetapi tidak lambat juga. Untuk ungkapan sehari-hari alhamdulillah dia cukup hafal. Untuk pergantian kata beberapa udah hafal tetapi terlihat masih belum sungguh-sungguh melekat. Satu bulan sisanya lebih banyak latihan dan main tebak-tebakan kata , abjad dan arti buat menyaksikan sejauh mana hafalannya , selama 3 bulan itu kita juga berhasil menamatkan buku yang menjadi tumpuan utama berguru kita. Nabila banyak saya suruh mencatat hal-hal penting yang dibahas di buku itu , supaya nanti sanggup dia buka dan pelajari lagi di saat di Jepang.
Oh iya , Nabila juga membuktikan buku bahasa Jepang yang dia beli di toko buku , saya gak ingat judulnya apa tetapi berisi frasa-frasa yang mempunyai fungsi dan yang sering digunakna , tetapi tidak ada pembahasan wacana tata bahasanya katanya. Malamnya melalui chat , ibunya meminta usulan buku pelajaran bahasa Jepang yang manis dan cocok buat Nabila apa , tadinya mau cari buku yang jadi tumpuan berguru kita tetapi sebab tidak menemukannya lagi (andai bukuku udah terbit niscaya kupromoin XD) ,jadi saya menganjurkan dan pesankan secara online buku Bahasa Jepang itu Gampang karya Hanina Zakiyyah , menurutku bukunya manis dan penjelasannya gampang dikenali dan uptodate.
Satu ahad sebelumnya Mba Anna sudah pulang dari Jepang , mungkin sekitar tiga atau empat konferensi terakhir (aku kurang ingat). Akhirnya ketemu dengan Mba Anna juga. Kita ngobrol-ngobrol dong , wacana permulaan saya berguru bahasa Jepang , bikin blog ini , hingga planning apa saja yang hendak saya laksanakan ke depannya , adakah planning untuk ke Jepang dan sebagainya. Berhubung saya orang yang gak cendekia ngobrol , jawabanku agak singkat-singkat , di sini saya juga ngerasa kurang tanpa kendala ngomongnya. Mau ngeluarin kata-kata kayak susah gitu. Apa mungkin sebab nervous kali ya XD , bedalah waktu ngobrol dengan Ayahnya kayaknya lancar-lancar aja.
Berakhir sudah les bahasa Jepangnya , ahad depannya Nabila bareng Ayah , Ibu dan adiknya berangkat ke Jepang dan tinggal di Hokkaidou. Semoga berhasil di Jepang dan cepat ahli bahasa Jepangnya , ganbatte kudasai.
Cukup sekian Riizhu no monogatari kali ini , menurutku pengalaman ini salah satu serpihan yang bermanfaat dalam perjalananku belajar bahasa Jepang. Mulai kini , saya mesti berlatih lebih keras lagi , mesti lebih berani mengambil tantangan lagi supaya cepat berkembang. Aku juga mesti melatih kelemahan terbesarku entah bagaimana pun caranya. Btw , saya itu penduduknya sungguh gak sanggup ngomong di depan lazim atau dengan orang gres , pokoknya otakku terasa ngeblank jikalau lagi ngomong di tempat lazim , padahal dipikiran itu udah nyusun kalimat-kalimat yang benar tetapi pas mau diucapan kok berasa berat ya , pokoknya beda lah rasanya pas ngomong pribadi dengan chattingan.
Terima kasih buat Mba Anna dan keluarganya , terima kasih buat Nabila yang sudah menjadi murid pertamaku , terima kasih buat Zayyidan yang sering usilin kakaknya di saat lagi berguru :D , terima kasih juga buat Neneknya Nabila yang senantiasa suguhin kue-kue lezat di saat belajar. Pokoknya terima kasih terhadap seluruhnya atas pengalamannya🙏.
Terima kasih juga buat omiyage-nya yang diberikan oleh Mba Anna , ada duit Jepang banyak sekali pecahan dari 5 yen hingga 1.000 yen. Ada juga flash disk yang bertuliskan Obihiro University. Untuk buah tangan makanannya sudah habis saya makan dong😂 , ada coklat dan semacam camilan manis mochi yang isinya stroberi gitu.
*****
Cukup sekian Riizhu no monogatari kali ini , menurutku pengalaman ini salah satu serpihan yang bermanfaat dalam perjalananku belajar bahasa Jepang. Mulai kini , saya mesti berlatih lebih keras lagi , mesti lebih berani mengambil tantangan lagi supaya cepat berkembang. Aku juga mesti melatih kelemahan terbesarku entah bagaimana pun caranya. Btw , saya itu penduduknya sungguh gak sanggup ngomong di depan lazim atau dengan orang gres , pokoknya otakku terasa ngeblank jikalau lagi ngomong di tempat lazim , padahal dipikiran itu udah nyusun kalimat-kalimat yang benar tetapi pas mau diucapan kok berasa berat ya , pokoknya beda lah rasanya pas ngomong pribadi dengan chattingan.
- Baca juga: Riizhu no Monogatari: Persiapan Sebelum JLPT
Terima kasih buat Mba Anna dan keluarganya , terima kasih buat Nabila yang sudah menjadi murid pertamaku , terima kasih buat Zayyidan yang sering usilin kakaknya di saat lagi berguru :D , terima kasih juga buat Neneknya Nabila yang senantiasa suguhin kue-kue lezat di saat belajar. Pokoknya terima kasih terhadap seluruhnya atas pengalamannya🙏.
Terima kasih juga buat omiyage-nya yang diberikan oleh Mba Anna , ada duit Jepang banyak sekali pecahan dari 5 yen hingga 1.000 yen. Ada juga flash disk yang bertuliskan Obihiro University. Untuk buah tangan makanannya sudah habis saya makan dong😂 , ada coklat dan semacam camilan manis mochi yang isinya stroberi gitu.
Belum ada tanggapan untuk "Pengalaman Mengajar Menimba Ilmu Khusus Bahasa Jepang Untuk Pertama Kalinya | Berguru Bahasa Jepang Bersama"
Posting Komentar