Betapa Ribet Dan Repotnya Mencampakkan Sampah Di Jepang | Menimba Ilmu Bahasa Jepang Bersama

Konnichiwa minna....๐Ÿ˜Š Nah , kebetulan kiprah yomikaki kemarin membahas sedikit tentang sampah dan kesibukan mencampakkan sampah. Ternyata di Jepang kita mesti memisahkan antara sampah yang sanggup dibakar dan yang tidak sanggup dibakar , kemudian dibuang pada hari yang berlawanan pula. Ribet juga yah , jadi masuk akal saja kalau Jepang menjadi salah satu negara paling higienis di Asia.

Yukito jadi ingin tau bagaimana sih aturan mencampakkan sampah di Jepang? Langsung disimak aja yuk.

Betapa Ribet dan Repotnya Membuang Sampah di Jepang

๐Ÿ‘‡๐Ÿ‘‡๐Ÿ‘‡๐Ÿ‘‡๐Ÿ‘‡๐Ÿ‘‡๐Ÿ‘‡๐Ÿ‘‡๐Ÿ‘‡๐Ÿ‘‡๐Ÿ‘‡๐Ÿ‘‡๐Ÿ‘‡๐Ÿ‘‡๐Ÿ‘‡๐Ÿ‘‡

Mau buang di kotak sampah , selokan , bawah kolong meja , dll. Bahkan di saat buang di kotak sampah pun nyaris tidak ada yang peduli untuk memisahkan mana yang organik , mana yg anorganik. Padahal kategorisasi sampah di Indonesia cuma dua. Kalau mau buang sampah pun , di Indonesia sanggup pakai plastik apa saja kan? Mau trash bag betulan merek apa saja , mau kantong bekas dari minimarket , atau kresek biasa. Bebas.

Di Jepang , setiap rumah kalau mau buang sampah wajib berlangganan ke perusahaan pengurus sampah kota. Kalau nggak berlangganan , ya nggak sanggup buang sampah. Simpen sendiri aja di rumah. Nah , kalau sudah berlangganan boleh tuh menaruh sampah di kawasan penampungan sampah.

Hal yang paling fundamental dari proses mencampakkan sampah yakni menyeleksi sampah menurut jenisnya. Tentunya buat kita niscaya repot banget pada awalnya. Belum lagi kita mesti berbelanja dua jenis kantong plastik sampah , alasannya dihentikan memakai sembarang kantong. Duuh.. repotnya... ๐Ÿ˜…๐Ÿ˜ฅ.

Dua kantong plastik tersebut berwarna hijau untuk sampah yang masih sanggup dimasak secara alami / organik (moerugomi) dan warna putih untuk sampah yang tidak sanggup dimasak secara alami / anorganik (moenaigomi). Tapi , dua warna ini tidak berlaku di semua wilayah lho...

Setiap wilayah mempunyai warna tersendiri untuk membedakan kedua jenis sampah tersebut. Dan hal itu mempunyai arti , kantong sampah yang dibeli di wilayah Iwata , sudah niscaya tidak akan sanggup digunakan di wilayah Tokyo. Makara waspada yaa... ๐Ÿ˜…

Nah , kalau ngotot pakai kantong plastik lain , nanti sampahnya akan dibiarkan begitu saja di kawasan penampungan sampah. Tidak diambil. Sang pemilik sampah tersebut mesti mengambil lagi sampahnya untuk dibawa pulang. Kalau nggak diambil lagi , ya malu. Kan ada namanya , tertangkap lembap itu sampah punya siapa. hehe^^.

Oh ya , pemisahan di sana kabarnya repot loh. Tidak cuma dua klasifikasi organik dan anorganik. Bisa lima hingga enam klasifikasi lho. Sampah terbakar , sampah tidak terbakar. Sampah dapur. Sampah daur ulang menyerupai sampah kertas , sampah kaleng , sampah beling , sampah botol , sampah elektronik. Pemisahan tergantung peraturan pemda masing-masing. Bahkan katanya , kalau minum aqua , botol dan plastik pembungkusnya mesti dipisah juga. Masuk ke tong yang berbeda. Repot juga ya ๐Ÿ˜…

Pemilahan Sampah di Jepang
image source: angintropis.com

Di sana jarang sekali didapatkan kotak sampah. Namun , lingkungan kota sungguh-sungguh bersih. Tidak ada sama sekali sampah berceceran. Kok sanggup ya? Memang sudah dibudayakan sejak SD. Mentalitas untuk mencampakkan sampah "tepat" pada "tempat"-nya. Kalau nggak nemu , ya kantongin dulu. ๐Ÿ˜‹

Nah... jikalau mengatakan tentang kesibukan mencampakkan sampah di Jepang. Hati-hati! Jangan hingga salah hari mencampakkan lho Bisa-bisa sampah itu tidak akan dimuat dan akan ditempel kertas terdiri dari pemberitahuan keras , bahwa sampah ini sudah melanggar peraturan. (exasperated). Jika wilayah kawasan tinggal kita mewajibkan untuk menuliskan nama dan alamat di kantong sampah , maka sanggup ditentukan sampah yang salah hari itu akan nongkrong dengan manisnya di depan rumah kita. hehe. Saking repotnya mencampakkan sampah , nyaris senantiasa ada latihan soal JLPT yang dibentuk dari percakapan tentang buang mencampakkan sampah XD , yang pernah ikut JLPT niscaya pernah mendapatkan soal latihan atau soal cobaan yang membahas tentang aturan mencampakkan sampah kan?

Jika kesibukan tersebut terlalaikan , sanggup ditentukan kita mesti menyimpan sampah tersebut selama satu ahad bahkan satu bulan , hingga kesibukan berikut tiba! Oh iya , setiap rumah atau apartement di wilayah Jepang , niscaya akan mendapatkan kalender kesibukan pembuangan sampah. Sesuai dengan wilayah masing-masing dari pemerintah lokal yang dikirim via kantor pos tanpa dipungut ongkos sama sekali , dikarenakan sudah tergolong dalam pembayaran iuran sampah yang kita bayar sebulan sekali.

Ada beberapa hal lain yang masih bermitra dengan sampah menyampah ini. Jenis sampah yang sanggup dibuang secara gratis mempunyai batasan. Untuk jenis sampah tadi pastinya kita sanggup membuangnya secara gratis. Lho , memangnya ada yang buang sampah mesti bayar?? Ooh... ada dong... Ada berbagai macam sampah yang menuntut kita mengeluarkan duit jikalau ingin membuangnya. Nah menyerupai apa yang butuh duit itu?? Jenis sampah menyerupai lemari , meja , dingklik , TV , komputer , AC , kulkas , microwave , dll , yang sudah terperinci hukumnya tidak sanggup dibuang ditempat biasa. Jika kita ingin mencampakkan benda-benda menyerupai itu , kita mesti menyaksikan kembali kesibukan pembuangan sampah barang besar yang sudah diberikan pemerintah setempat. Dan , pastinya kita mesti berbelanja semacam kupon , dengan harga beraneka ragam sesuai dengan jenis sampah besar yang ingin kita buang , kemudian kupon itu mesti kita tempel ke objek (sampah) , untuk bukti kita mencampakkan sampah secara legal.

Selain cara berbelanja kupon , kita juga sanggup "membuang" sampah jenis ini ke toko barang bekas (chuuko). Karena pembuatan jenis ini memerlukan ongkos tersendiri , biasanya penduduk lebih memutuskan untuk memasarkan barang-barang tersebut ke chuuko meskipun adakala tidak akan ada duit yang diterima alias zero-en atau gratis , tetapi pada biasanya penduduk tidak keberatan. Ini lebih baik ketimbang mesti berbelanja kupon , kan alias bayar XD

Jadwal Pembuangan Sampah di Jepang
image source: ajustabrata.wordpress.com


Tapi , ada juga "kasus" di mana justru kita mesti mengeluarkan duit ke chuuko , atau sebaliknya , kita malah dibayar oleh chuuko. Lain halnya , jikalau kita berbelanja barang elektronik gres di toko , misalnya TV , biasanya pihak toko akan menanyakan apakah TV usang sudah tidak terpakai? Kalau tidak terpakai , mereka akan megambilnya dengan GRATIS!

Lho , yummy di mereka dong??! Eitss... Jangan salah... Kalau kita tidak berbelanja apapun dari toko tersebut dan ingn mencampakkan (me-recycle) barang elektronik yang kita miliki ke toko mereka , biasanya akan dikenakan ongkos beraneka ragam , mulai dari 1000 Yen , tergantung dari jenis dan ukuran barang kita.

๐Ÿ‘†๐Ÿ‘†๐Ÿ‘†๐Ÿ‘†๐Ÿ‘†๐Ÿ‘†๐Ÿ‘†๐Ÿ‘†๐Ÿ‘†๐Ÿ‘†๐Ÿ‘†๐Ÿ‘†๐Ÿ‘†๐Ÿ‘†๐Ÿ‘†๐Ÿ‘†

Nah , gimana kawan dekat BJB? Menurut Yukito , metode ini cukup ribet sih , tetapi toh sanggup dijalankan di Jepang. Tentu sanggup alasannya pemerintah dan warga punya akad untuk menjalankan aturan yang sudah disepakati. ๐Ÿ˜„๐Ÿ˜Š

Yukito membayangkan , kalau di Indonesia niscaya sulit. Bukan cuma alasannya akad warganya payah , tetapi senantiasa saja ada orang-orang yang dengan kekuatan duit membelokkan aturan. Misalnya saja , ada sampah yang tidak sebaiknya diangkut. Kalau di Indonesia cukup menampilkan pemanis sedikit duit rokok , dijamin kendala selesai. Kebiasaan yang begini nih yang menghasilkan aturan susah ditegakkan , betul?. ๐Ÿ˜ž๐Ÿ˜ž๐Ÿ˜ž

Yah , tetapi bagi kawan dekat BJB yang bertujuan ingin ke Jepang , jagan lupa untuk memperhatikan hal yang satu ini yah. Dan ayo mulai mempertahankan kebersihan lingkungan kita. Oia , Yukita punya beberapa kata-kata motivasi tentang sampah nih , mudah-mudahan sanggup berharga dan jadi materi renungan , , , , ๐Ÿ˜Š๐Ÿ˜Š๐Ÿ˜Š
✨Jika menghancurkan alam sekitar dengan adanya sampah , maka bekerjsama kita juga sudah menghancurkan diri sendiri , alasannya insan yakni bab dari alam.
✨Satu buah sampah kecil mungkin tak kokoh , tetapi jikalau beribu sampah kecil menghiasi sungai , ikan kecil pun enggan hidup. Ikan kecil saja tak ingin hidup di lingkungan yang banyak sampahnya , terlebih kita insan yang paham dan memahami akan hal itu.

Sumber:

Catatan: Postingan diambil dari note grup line Bahasa Jepang Bersama , Artikel ditulis oleh Yukito. ใ”ใฟใฏใ”ใฟ็ฎฑใซๆจใฆใ‚ˆใ†!! gomi wa gomibako ni suteyou! Buanglah mantan pada tempatnya. Eh , "buanglah sampah pada tempatnya" maksudnya^^).
Baca Juga

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Betapa Ribet Dan Repotnya Mencampakkan Sampah Di Jepang | Menimba Ilmu Bahasa Jepang Bersama"

Posting Komentar