Cerita Jlpt Pertamaku: Antisipasi Sebelum Jlpt | Mencar Ilmu Bahasa Jepang Bersama

Mina-san konnichiwa , BJB no Riizhu desu. Pada artikel ini Riizhu ingin membuatkan dongeng wacana pengalaman dan perjuanganku mengikuti JLPT untuk pertama kalinya. Setelah saya tulis ternyata cukup panjang jadi postingannya saya bagi menjadi dua postingan. Walau ini dongeng pengalaman pribadiku tetapi menurutku artikel ini cukup berharga terkhusus untuk mereka yang sedang melaksanakan antisipasi ikut JLPT. Silahkan dibaca hingga habis ya^^.

Cerita JLPT Riizhu

Januari - Februari 2019 (Ingin Ikut JLPT)

Oke , bahwasanya dari sejak usang saya sudah sungguh ingin banget ikut cobaan JLPT , tetapi apalah daya , gak ada JLPT di kotaku , di provinsi ini , bahkan di seluruh penjuru pulau ini pun belum ada JLPT (kalau ada gue niscaya bakal ikut trus tiap tahun). Kotaku itu tergolong Banjarbaru terletak di Provinsi Kalimantan Selatan.

Dengan terpaksa terus memendam impian tersebut dan mulai menabung buat ongkos nyeberang pulau ke Jawa untuk ikut JLPT. Sembari ngumpulin receh demi receh dari ngeblog dan jualan buku 30 Hari Paham Pola Kalimat Bahasa Jepang yang kutulis dan diterbitkan tahun kemudian (iklan dikit XD) , saya juga memantapkan diri , mulai konsentrasi belajar bahan level N2 mudah-mudahan nanti sanggup pribadi lulus dalam sekali coba (rugi ongkos cuy kalo hingga tidak lulus😅).

Maret 2019 (Belum Yakin)

Pendaftaran JLPT yang pertama tahun 2019 di buka. Di sini saya merasa masih belum sungguh-sungguh percaya , persiapanku juga masih belum tepat di sini. Selain ilmu bahasa Jepangku , saya juga agak kalut mikirin nanti saya ke Jawa-nya seumpama apa , apa yang mesti ku jalankan di saat di bandara , tinggalnya di mana , transport ke wilayah ujiannya pakai apa.

Intinya saya masih belum merasa sungguh-sungguh percaya lah , utamanya kesiapan saya untuk melaksanakan perjalanan pertama ke luar pulau kalimantan seorang diri. Alhasil untuk JLPT Juli 2019 saya skip dahulu dan mengawali menyempurnakan antisipasi untuk memandang JLPT yang ke-2 di tahun tersebut , bulan desember 2019.

April - Juli 2019 (Memilih Tempat Ujian dan Mempelajari Berbagai Hal)

Mulai bulan April hingga Juli 2019 saya lebih banyak survey dan baca-baca informasi wacana prosedur-prosedur di bandara , survey tiket dan hotel terdekat yang murah. Maklum lah , ini bakal menjadi pengalaman pertamaku naik pesawat jadi masuk akal lah sungguh teliti hingga urusan-urusan terkecil.

Dari sekian banyak kota saya memikirkan 4 kota yang menurutku cocok dan paling memungkinkan untukku yakni Jakarta , Bandung , Jogja dan Surabaya. Aku mulai survey mencari yang paling murah dan terbaik dari keempat kota tersebut.

Setelah lewat aneka macam pertimbangan kesudahannya saya mantap tentukan menegaskan ambil JLPT di Surabaya. Alasannya sebab tiket pesawatnya yang paling murah dan ujiannya berada di satu lokasi aja , jadi gak dipisah-pisah seumpama di wilayah lain. Makara sanggup minta sokongan sama teman dekat yang juga ambil JLPT di Surabaya hehe XD.

Agustus 2019 (Mendaftar JLPT)

Setelah hari ke-3 registrasi gres saya mendaftar , tidak tanggung-tanggung pribadi ikut level N2 hehe😁. Mau N1 tetapi belum cukup ilmunya haha. Aku menegaskan pembayaran tipe OTC (over the counter). Ada dua macam tipe pembayaran , VA (Virtual Account) atau OTC (Over the Counter).

Esok paginya berangkat ke kantor pos terdekat. Sehingganya di kantor pos saya hinggakan mau melaksanakan pembayaran telkom atau finpay , kemudian disuruh sebutin aba-aba pembayarannya. Petugas posnya terlihat kesusahan entah mungkin sebab pembayarannya tidak berhasil atau apa , saya serahin hpku dan tunjukkin screenshot-annya , kemudian ia menanyakan ke petugas lainnya. "Owh ini , mesti disertakan 0 di depannya" kata petugas satunya. Kemudian si petugas pos menjajal menginput lagi dan kali ini pembayaran sukses.

Total yang saya bayar tergolong Rp.197.500 dengan detail Rp.190.000 ongkos cobaan level N2 + Rp.5.000 ongkos tata kelola + Rp.2.500 ongkos penanganan/transaksi). Belakangan saya juga gres tahu kalau pembayarannya juga sanggup dijalankan di Alfamart. Di web jlptonline.or.id cuma ditulis di kantor pos dan pegadaian aja sih. Tapi di Alfamart kan sanggup juga bayar tagihan telkom/finpay jadi sanggup juga.

Riizhu mendaftar JLPT

September - Oktober 2019 (Belajar Banyak Materi N2 sambil Mempersiapkan Keperluan ke Surabaya)

Setelah selesai mendaftar , artinya sudah tidak boleh ragu lagi nih. Beruntung tanggal ujiannya masih 3 bulanan lagi , jadi saya punya banyak waktu untuk melaksanakan persiapan. Di sini saya juga mulai ngelist teman-temanku yang di Surabaya😁 buat minta sokongan atau mengontak teman dekat terdekat jikalau nanti terjadi hal tak terduga di sana. Di waktu ini saya juga mulai berbelanja aneka macam kebutuhan yang hendak kupakai di saat di Surabaya , tergolong seperangkat alat tulis. Pulpen , 2 pensil 2B , serutannya dan penghapus.

Di sini saya juga sudah mulai cek harga tiket dan mencari hotel terdekat antara bandara dan UNESA dan yang paling murah pastinya^^ , saya juga sudah menegaskan kapan berangkat dan kapan pulangnya. Ketika di rasa mendapatkan rate harga paling murah dan sanggup promo yang cukup tidak mengecewakan , pribadi deh pesan tiket dan booking hotelnya lewat online.

Persiapan dari sisi bahasa Jepang pada lazimnya saya cuma latihan mengisi soal-soal aja sih dari aneka macam aplikasi. Sama ngelist teladan grammar level N2 , jikalau ada yang belum kupahami akan kupelajari ulang hingga mengerti semua grammar yang sudah kulist. Berikut tergolong daftar bahan yang menjadi persiapanku untuk JLPT level N2.
  • Buku Gakushudo N2
  • Shoumatome Dokkai N2
  • Aplikasi JLPT Taisen
  • Seluruh Latihan Choukai N2 di channel youtube Hanasaki Academy
  • Dan lain-lain (flash card , di grup sosmed , nyari latihan di web , app yang lain dsb)
Karena kekurangan waktu , saya cuma baca shoumatome N2 dokkai , tetapi di tahun sebelumnya saya sudah pernah memperlajari seluruh buku shoumatome level N2. Aku ingin lebih banyak melatih dokkai dan choukai , soalnya kudengar dari pengalaman teman-teman seperjuangan di dua sesi itu jarang ada yang sanggup nilai tinggi.

Buku Gakushudo saya belajar teladan tata bahasa level N2 yang masih belum kupahami dengan baik , mencatat kotoba yang kuanggap penting kemudian memasukannya ke flash card untuk dihafal. Terakhir menjajal 2x cobaan yang ada di buku itu.

Di aplikasi JLPT Taisen saya berguru di santapan practice-nya. Aku habisin seluruh practice-nya sekitar sebulanan. Aku tidak akan lanjut kalau belum sanggup minimal bintang 2. Aplikasi yang sungguh elok untuk mengembangkan skill Mojigoi dan Bunpou kita.

JLPT Taisen N2 Practice Cleared
Selesai semua practice N2 di app JLPT Taisen

Bulan oktober saya full latihan soal-soal choukai (listening). Ketika mencari-cari bahan latihan listening saya mendapatkan channel Hanesaki Academy ada banyak latihan soal listening di sana untuk level N2. Channel orang Vietnam sih , tidak mengecewakan buat latihan listening bahasa Jepang.

Ketika senggang saya menghafal kotoba-kotoba yang ada di deck flash card-ku. Sesekali saya juga coba-coba ke grup facebooknya bang Sapri Takahashi , Belajar Bahasa Jepang Bersama dan ngobrol-ngobrol di Openchatnya BJB buat mencuri-curi ilmu dan pengalaman senpai-tachi yang sudah pernah merasakan JLPT.

Aku mencatat statistiku di saat masa antisipasi , mudah-mudahan saya sanggup tahu di mana kelemahanku dan apa saja yang mesti mesti kugenjot lagi mudah-mudahan nilainya tidak jeblok. Soalnya di JLPT tiap sesi ada batas minimal kelulusan. Percuma kalau nilai tinggi tetapi ada satu sesi nilainya di bawah batas kelulusan. Ya , gak lulus juga jadinya.

Demi kelengkapan artikel ini , gak papa deh saya akan tampilin statistikku yang kucatat selama antisipasi JLPT N2 selama kurang lebih 2 bulan. Mungkin sanggup kalian tiru bagaimana saya mencatatnya atau setidaknya sanggup kalian jadikan untuk referensi.

Statistik Ujian Gakushudo
Statistik Ujian Gakushudo
Statistik Ujian Shoumatome N2 Dokkai
Statistik Ujian Shoumatome N2 Dokkai
Statistik latihan choukai
Statistik latihan choukai

*Note: maaf kalau hitungannya tidak sungguh-sungguh tepat. Gak akil matematika akunya XD.

November 2019 (Menjalani Tes Simulasi JLPT)

Riizhu cobaan simulasi JLPT

Persiapan pada 1 bulan terakhir menuju hari H , saya sudah tidak banyak berguru lagi. Di bulan November saya lebih banyak baca-baca info wacana JLPT. Aku lebih banyak mengerti wacana jenis-jenis soal JLPT level N2 dan bagaimana cara menjawabnya dengan baik dan benar. Memahami seluk beluk JLPT dan jenis-jenis soalnya secara tak pribadi besar lengan berkuasa juga dengan nilai kita lho. Apalagi choukai , buat yang gres pertama kali ikut JLPT dan tidak mengerti jenis-jenis soal di sesi choukai niscaya akan kebingungan menjawabnya.

Sekitar dua ahad terakhir saya menjajal cobaan simulasi JLPT guys. Berbeda dari sebelumnya kali ini soal-soalnya saya print out di kertas A4 (atau F4 juga bisa) tergolong juga lembar jawabannya. Materinya saya temukan di web resmi JLPT-nya , sebab berupa file pdf jadi sanggup di print out dan kita sanggup mengerjakannya serasa lagi cobaan JLPT. Ada dua bahan yang sanggup di download yakni bahan latihan JLPT tahun 2012 dan 2017.

Di sini saya melakukan sesuai dengan rules JLPT , baik waktunya dan cara menjawabnya dalam lembar jawaban. Singkat dongeng saya selesai melakukan semuanya. Di sini lah saya mendapatkan permasalahan gres lagi. Dari dua kali simulasi cobaan yang kucoba. Aku senantiasa kekurangan waktu di cobaan tertulis guys. Entah saya kelamaan bacanya atau ngebulatin jawabannya yang usang atau apa.

Sepertinya sih permasalahannya ada di dokkai , untuk di dokkai aku sering membaca ulang 2 hingga 3 kali dahulu gres mendapatkan jawabannya. Di simulasi kedua saya sudah menjajal ngebut di mojigoi dan bunpou berharap sanggup sanggup waktu extra untuk dokkai tapi tetap saja masih kekurangan waktu (dari perhitunganku saya memerlukan sekitar setengah jam lebih usang untuk sanggup mengisi seluruh jawabannya)

Soal-soal yang kukerjakan di tes simulasi ini juga terasa lebih sulit dari soal-soal yang kupelajari di masa berguru dua bulan sebelumnya. Hasil dari cobaan simulasiku menurut persentasi respon benar dan salahnya berkisar di angkat 60% - 40% , kurang begitu memuaskan.

Gengo chisiki (mojigoi , bunpou) sanggup dibilang kondusif , stabil di 70% ke atas tetapi dokkai dan choukai itu cuma di angka 50% - 50% aja. Itu pun banyak salahnya di soal-soal yang cukup panjang. Kalau menurut hitungan scale score-nya pihak JLPT niscaya persentase benarnya akan lebih rendah lagi. Belum lagi kalau dokkai-ku cuma dinilai sesuai dengan waktu JLPT (tidak ada waktu pemanis seumpama di saat ku simulasi tes) , sudah pasti bakal banyak respon yang kosong dan persentase benarnya bakal anjlok lagi. Huuuuuu , dou shiyou (T.T) waktunya sudah kian bersahabat saya sudah tidak ada waktu lagi untuk belajar.

Simulasi Ujian JLPT Pertama
Simulasi pertama nilainya hancur banget. Banyak salahnya.

Simulasi Ujian JLPT Kedua
Simulasi cobaan kedua , nilainya tidak mengecewakan membaik.

Hasil cobaan simulasi cukup membuatku fuan (gelisah) dan menghemat rasa percaya diriku juga. Selain memikirkan JLPT yang sudah kian bersahabat , sedikit banyak saya juga kalut memikirkan wacana perjalanan pertamaku ke luar pulau Kalimantan seorang diri. Walau secara antisipasi sudah cukup baik tetapi aneka macam macam kemungkinan terpikirkan tanpa sanggup dihentikan.

Entah akan seumpama apa perjalananku nanti , wallahu a'lam.

Bersambung , tunggu kelanjutannya di artikel selanjutnya o(^^o).
Baca Juga

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Cerita Jlpt Pertamaku: Antisipasi Sebelum Jlpt | Mencar Ilmu Bahasa Jepang Bersama"

Posting Komentar